Dalam aktivitas kita sehari – hari mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali, sangatlah mustahil bagi kita sebagai manusia sempurna yang telah diberi anugerah luar biasa oleh Tuhan yang maha esa berupa penglihatan. Di mulai dari sekitar kita lingkup terkecil pun pastinya menjumpai benda hidup maupun mati. Benda – benda tersebut, pasti terdapat identitas warna yang mencerminkan bukan? Oleh karena itu, warna merupakan salah satu komponen penting guna merepresentasikan objek yang dimiliki.
Jika dalam hal bisnis, warna mencerminkan kekuatan untuk mempengaruhi emosi, menciptakan asosiasi, emosi serta membangun identitas merek yang kuat. Bagaimana jadinya jika warna tidak berperan penting dalam bisnis? Akankah logo memiliki filosofi tanpa warna? Bahkan dengan personal branding yang dipromosikan menjadi datar, tidak ada filosofi yang mencerminkan merk. Apa jadinya?
Maka dari itu, perlunya pemilihan warna yang tepat sesuai kaidah psikologi dapat menunjukkan secara jelas identitas suatu produk kepada target konsumen, sehingga konsumen pun paham apa dan bagaimana filosofi serta benefitnya dari brand tersebut. Maka, lahirlah sebuah warna yang menjadi daya tarik serta filosofi tersendiri bagi target konsumen yang hendak membeli atau bekerjasama pada brand tersebut.
Berikut ini terdapat 5 elemen dalam pemanfaatan makna warna pada desain branding guna meningkatkan Daya Tarik brand / merk :
- Sebelum memilih warna pada brand, penting hukumnya dalam memahami psikologi arti dari tiap – tiap warna beserta maknanya. Misal, merah dapat menunjukkan keberanian dan gairah, sedangkan biru merepresentasikan arti stabilitas dan kepercayaan. Dengan memahami dari makna tiap warna nantinya dapat membantu Anda membuat pilihan yang sesuai dengan brand values Anda yang akan diusung nantinya.
- Menentukan values atau nilai personalitas brand melalui warna dapat membantu untuk menyampaikan secara tersirat maupun tersurat, seperti apa nilai dan personalitas merek yang akan ditonjolkan pada audiens. Jika brand berfokus pada keceriaan dan kegembiraan, mungkin warna-warna cerah seperti kuning atau oranye sangatlah serasi. Jika brand Anda ingin mencerminkan filosofi kesederhanaan dan keanggunan, warna-warna netral seperti putih atau abu-abu mungkin lebih cocok. Jangan lupa untuk pilih warna yang sesuai dengan pesan dan identitas (filosofi) brand Anda.
- Mempertimbangkan dan menyesuaikan target audiens yang akan dituju pun sangatlah perlu. Sebab, esensi dari sebuah warna dapat memiliki makna yang berbeda – beda tergantung budaya dan konteks mana yang disorot. Contoh : warna merah dapat melambangkan keberuntungan di beberapa budaya, sementara di budaya lain mungkin melambangkan bahaya. Pikirkan secara matang mengenai preferensi dan asosiasi warna dalam budaya atau demografi target brand anda agar sesuai dengan preferensi dan ekspektasi konsumen.
- Mencoba untuk mengombinasi warna nuansa harmonis seperti warna primer, sekunder, dan aksen – aksen yang dapat menciptakan tampilan yang menarik dan profesional. Gunakan teori warna yang sudah anda pelajari dan pahami sebelumnya seperti pemadanan kontras atau harmoni guna menciptakan kombinasi yang visualnya menarik dan estetis yang pas.
- Sikap konsistensi penggunaan warna merupakan faktor penting dalam sebuah desain branding pada brand. Pastikan terlebih dahulu terhadap warna yang telah dipilih akan diterapkan di seluruh elemen termasuk logo, situs web, materi pemasaran, bahkan media sosial. Hal ini sangat membantu membangun pengenalan merek yang kuat juga meningkatkan daya ingat pengguna terhadap brand Anda.
Oleh sebab itu, tahapan pemilihan warna yang tepat dan bijak dapat membantu mengangkat brand values Anda terpancarkan sebuah nilai filosofis yang kuat, timbulnya hubungan baik dengan audiens, serta untuk membedakan brand identity dari pesaing. Jangan ragu untuk memanfaatkan makna warna dalam desain branding Anda dan lihatlah dalam jangka panjang seperti apa daya tarik brand Anda dari sudut pandang audiens.